Kebidanan Komunitas
OLEH:
KELOMPOK 10
·
Friska Marpaung
·
Risya Nadapdap
·
Seri Tarigan
·
Sindi Sianturi
STIKes SANTA
ELISABETH MEDAN
T.A
2015/2016
LATAR BELAKANG
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun.
Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai
tokoh masyarakat. Masyarakat masih memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada
ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.
Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan
dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan
dukun yan merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab bidan. Maka dari itu tugas dan tanggung jawab bidan terhadap dukun bayi sangat memberikan kontribusi yang cukup
penting. Tenaga yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan
penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun
peraji.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita. Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah
berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau
karena ia merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis
dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia tidak mampu
untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong
hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional.
Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak
dapat bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan angka
kesakitan (Prawirohardjo, 2005)
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun.
Dukun di masyarakat masih memegang peranan penting, dukun di anggap sebagai
tokoh masyarakat. Masyarakat masih memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada
ibu setelah melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi. Untuk mengatasi
permasalahan persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan
dukun dan bidan. Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan pembinaan
dukun.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat
pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi
oleh tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun
yang bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai
kebersihan alat-alat persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun merupakan
salah satu upaya menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau
wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perseorangan maupun masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang
amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan .
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan .
Para kader kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
1.1.PEMBINAAN KADER DI KOMUNITAS
1.1.1.Pengertian
Kader
Kader
kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat
dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun
masyarakat untuk berkerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Kader
merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat
departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai latihan untuk kader yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan
menghitung secara sedarhana.
Kader
kesehatan masyarakat bertanggung jawab atas masyarakat setempat serta pimpinan
yang ditujuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari
sebuah tim kesehatan.
Para kader
kesehatan masyarakat untuk mungkin saja berkerja secara fullteng atau partime
dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk
lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas. Namun ada juga kader
kesehatan yang disediakan sebuah rumah atau sebuah kamar serta beberapa
peralatan secukupnya oleh masyarakat setempat.
1.1.2.Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai
pelaku penggerakan masyarakat:
a. perilaku hidup bersih dan sehat
b. pengamatan terhadap masalah kesehatan didesa
c. upaya penyehatan
dilingkungan
d. peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita
e. bermasyarakatan keluarga sadar gizi
Kader di tunjukan oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan
tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya
dibeberapa Negara yaitu:
1.Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penanganan penyakit yang ringan
2.Melaksanakan pengobatan yang sederhana
3.Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah
melahirkan
5.Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak
6.Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi
7.Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan
8.Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan
9.Melakukan penyuntikan imunisasi
12.Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan,kesehatan perorangan dan kebiasaan
sehat secara umum.
13.Pemberian motivasi tentang penyakit menular,pencegahan dan perujukan.
14.Pemberian motivasi tentangperlunya fall up pada penyakit menular dan
perlunya memastikan diagnosis.
15.Penenganan penyakit menular.
16.Membantu kegiatan di klinik.
17.Merujuk penderita kepuskesmas atau ke RS
18.Membina kegiatan UKS secara teratur
19.Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membantu pencatatan dan
pelaporan.
1.1.3.Pembentukan Kader
Mekanisme
pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader
yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan
kader ini diberikan kepada para calon kader didesa yang telah
ditetapkan.Sebelumnya telahdilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan
desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara
tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang
untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:
1. calon kader yang kan
dilatih
2. waktu pelatihan sesuai
kesepakatan bersama
3. tempat pelatihan yang
bersih, terang, segar dan cukup luas
4. adanya perlengkapan yang
memadai
5. pendanaan yang cukup
6. adanya tempat praktik (
lahan praktik bagi kader )
Tim
pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung
jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas.
Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan.
Adapun pelatihannya adalah tanaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.
Waktu
pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan adalah
ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik
lapangan. Jenis materi yang disampaikan adalah:
1. pengantar tentang posyandu
2. persiapan
posyandu
3. kesehatan
ibu dan anak
4. keluarga
berencana
5. imunisasi
6. gizi
7.
penangulangan diare
8.
pencatatan dan pelaporan
1.1.4.Strategi menjaga Eksistensi Kader
Setelah kader posyandu
terbentuk, maka perlu ada nya strategi agar mereka dapat selalu eksis membantu
masyarakat dibidang kesehatan.
1.refresing kader posyandu
pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan desa maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu
2.adanya perubahan kader posyandu tiap desa dan dilaksanakan pertemuan
rutin tiap bulan secara bergilir disetiap posyandu
3.revitalisasi kader posyandu
baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader di undang dan diberikan
penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
4.Pemberian rewards rutin
misalnya berupa kartu berobat gratis kepuskes untuk kader dan keluarganya dan
juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun
Para kader
kesehatan yang bekerja dipedesaan membutuhkan pembinaan atau pelatihan dalam
rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan
atau pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih
lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan
pembinaan kader.
Adapun
hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
3.Penyuluhan
gzi dan keluarga berencana
4.Pencatatan
kelahiran dan kematian bayi atau ibu
5.Promosi
tabulin, donor darah berjalan,ambulan desa,suami siaga,satgas gerakan sayang
ibu.
1.2.PEMBINAAN DUKUN BAYI DI
KOMUNITAS
1.2.1.Pengertian Dukun Bayi
Dukun bayi adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh
masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat.(Dep Kes RI.
1994 : 2)
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat,
pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki
ketrampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan cara turun
temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah penigkatan
ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan.
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut dengan cara
turun-temurun belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah
peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan. Dukun
bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau
dari keluarga dekat lainnya (Kusnada Adimihardja)
Dukun mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·
Pada umumnya
adalah seorang anggota masyarakat yang cukup dikenal di desa.
·
Pendidikan
tidak melebihi pendidikan orang biasa, umumnya buta huruf
·
Pekerjaan
sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari uang tetapi karena ‘panggilan’
atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk menolong sesama
·
Disamping
menjadi dukun, mereka mempunyai pekerjaan lainnya yang tetap. Misalnya petani,
atau buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa pekerjaan dukun hanyalah
pekerjaan sambilan.
·
Ongkos yang
harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari masing-masing
orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima tidak sama setiap
waktunya.
·
Umumnya
dihormati dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh yang berpengaruh,
misalnya kedudukan dukun bayi dalam masyarakat .
Menurut Sarwono Prawiroharjo (1999) ciri dukun bayi adalah :
·
Dukun bayi
biasanya seorang wanita, hanya dibali terdapat dukun bayi pria.
·
Dukun bayi umumnya
berumur 40 tahun keatas.
·
Dukun bayi
biasanya orang yang berpengaruh dalam masyarakat.
·
Dukun bayi
biasanya mempunyai banyak pengalaman dibidang sosial, perawatan diri sendiri, ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.
·
Dukun bayi
biasanya bersifat turun menurun.
Pembagian Dukun Bayi, Menurut Depkes RI, dukun bayi dibagi menjadi 2 yaitu
:
·
Dukun Bayi
Terlatih, adalah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga
kesehatan yang dinyatakan lulus.
·
Dukun Bayi
Tidak Terlatih, adalah dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga
kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh dukun sehingga dapat mengakibatkan
kematian ibu dan bayi, antara lain :
1.Terjadinya robekan rahim karena tindakan mendorong bayi didalam rahim dari
luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin
2.Terjadinya
perdarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurut-ngurut rahim
pada waktu kala III.
3.Terjadinya
partus tidak maju, karena tidak mengenal tanda kelainan partus dan tidak mau
merujuk ke puskesmas atau RS. Untuk mencegah kesalahan tindakan dukun
tersebut di perlukan suatu bimbingan bagi dukun.
1.2.2.Peran Dukun Bayi
1.Memberitahu
ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan diantaranya bersalin dengan
bidan karena bidan :
a.Bisa menilai secara tepat
bahwa persalinan sudah dimulai dan dapat memberikan pelayanan dan pemantauan yang memadai
dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan berlangsung.
d.Bidan mengenali
secara tepat tanda – tanda gawat janin dan tanda bahaya dalam persalinan sehingga dapat melakukan rujukan secara tepat.
3.Pengenalan dini tetanus neonatorum BBL dan rujukanya
Kelebihan Dan Kekurangan Bersalin Pada Dukun
Peran dukun sangat sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan
masyarakat. Terdapat kelebihan dan kekurangan persalinan yang ditolong oleh dukun antara lain :
a.Kelebihan
1) Dukun merawat ibu dan bayinya sampai tali
pusatnya putus.
2) Kontak ibu dan bayi lebih awal dan lama
4) Biaya murah dan tidak ditentukan.
b.Kekurangan
3) Pengetahuan
dukun rendah sehingga sukar ditatar dan di ikutsertakan dalam program
pemerintah. (Pedoman Supervise Dukun Bayi, 1992)
1.2.3.Tujuan pembinaan dukun bayi
Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Peran dan pengaruh dukun sangat bervariasi
sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal sangat
kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan keputusan
tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan, sehinngga angka kematian masih tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, yaitu untuk meningkatkan status dukun
dalam pengambilan keputusan, maka di lakukan upaya pelatihan dukun bayi agar
mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan dan di terima
oleh anggota masyarakat.
Beberapa program pelatihan dukun bayi memperbesar peran dukun bayi dalam
program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan reproduksi dan kesehatan
anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan
yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti memberikan saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah
sedini mungkin.
1.2.4.Langkah pembinaan dukun bayi
Pembinaan dukun dilakukan dengan memperhatikan kondisi, adat, dan peraturan
dari masing-masing daerah atau dukun berasal ,karena tidak mudah mengajak
seseorang dukun untuk mengikuti pembinaan. Beberapa langkah yang dapat
dilakukan bidan dalam pembinaan dukun adalah sebagai berikut:
a. Fase I: pendaftaran Dukun
1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar
2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap mereka dalam penanganan kehamilan dan persalinan
1) Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar
2) Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap mereka dalam penanganan kehamilan dan persalinan
b. Fase II : Pelatihan
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu
4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek
c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih
1) Persalinan hanya boleh dilakukan oleh tenaga trelatih
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak dan keluarga dukun
1) Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assesment
2) Diberikan sertifikat
3) Diberikan penataan kembali tugas dan wewenang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu
4) Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek
c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih
1) Persalinan hanya boleh dilakukan oleh tenaga trelatih
2) Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak dan keluarga dukun
1.2.5.Upaya pembinaan dukun bayi
Dalam praktiknya, melakukan pembinaan dukun di masyarakat tidaklah mudah.
Masyarakat masih menganggap dukun sebagai tokoh masyarakat yang patut dihormati,
memiliki peran penting bagi ibu-ibu di desa. Oleh karena itu, di butuhkan upaya
agar bidan dapat melakukan pembinaan dukun. Beberapa upaya yang dapat dilakukan bidan di antaranya adalah sebagai berikut:
1.Melakukan
pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.
2.Melakukan
pendekatan dengan para dukun.
4.Memberi pengetahuan kepada dukun tentang komplikasi-komplikasi kehamilan dan bahaya proses persalinan.
5.Membina
kemitraan dengan dukun dengan memegang asas saling menguntungkan.
6.Menganjurkan
dan mengajak dukun merujuk kasus-kasus resiko tinggi kehamilan kepada tenaga kesehatan.
Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan
·
Dokter
·
Bidan
·
Perawat
kesehatan
·
Petugas imunisasi
·
Petugas gizi
Tempat pelasanaan pembinaan dukun bayi
·
Posyandu pada
hari buka oleh petugas / pembina posyandu
·
Perkumpulan
dukun bayi dilaksankan di puskesmas.
Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi
·
Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat
tinggal dukun.
·
Pertemuan rutin
yang telah disepakat
·
Waktu-waktu
lain saat petugas bertemu dengan dukun bayi
1.2.6.Klasifikasi pembinaan dukun bayi
Berikut
adalah klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan dukun:
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di
desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila dukun menyerahkan ibu
hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru lahir. Apabila
cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitaukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut
semakin meningkat.
Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan pada ibu
hamil, sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko
tinggi, tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar dukun bayi dapat
melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil, bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.
Berikut ini adalah materi-materi dalam
pelaksanaan pembinaan dukun:
a.Pengenalan
golongan resiko tinggi
b.Pengenalan
tanda-tanda bahaya pada kehamilan
c.Pengenalan
tanda-tanda bahaya pada persalinan
d.Pengenalan
tanda-tanda kelainan pada nifas
3.Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum, BBLR, dan Rujukan
Tetanus neonatorum
Tanda-tanda Tetanus Neonatorum :
1.Bayi baru
lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa menetek.
2.Mulut
mencucu seperti mulut ikan.
3.Kejang
terutama bila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan.
4.Kadang-kadang
disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.
Penyebab terjadinya Tetanus Neonatorum :
1.Pemotongan
tali pusat pada waktu pemotongan tidak bersih.
2.Perawatan
tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau diberi
bermacam-macam ramuan.
4.Penyuluhan Gizi dan KB
a. Gizi pada ibu hamil.
·
Ibu hamil
makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat lima sempurna.
·
Makan satu
piring lebih banyak dari sebelum hamil.
·
Untuk
menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari seperti kolak,
kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
·
Tidak ada
pantangan makan selama hamil.
b.Gizi pada bayi
5.Pencatatan kelahiran dan kematian
Dukun bayi melakukan
pencatatan dan pelaporan dari persalinan yang ditolongnya kepada Puskesmas atau Desa dan Kelurahan.
Hambatan Dan Solusi Dalam Pembinaan Dukun
Hambatan – hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan dukun
di masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut :
a.Sikap dukun yang kurang
kooperatif
b.Kultur yang kuat
c.Sosial ekonomi
d.Tingkat pendidikan
Daftar Pustaka
Bari saifudin, abdul. 2002. buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo.